Qiyamullail dilakukan malam hari, yaitu di saat orang sedang tertidur. Hanya orang yang mempunyai keinginan kuat dan memahami hakikat keagungan qiyamullail saja yang mampu menegakkannya. Pada kondisi malam yang sepi, kegiatan menajamkan perasaan diri dan sarana muhasabahnya melalui qiyamullail akan sangat efektif. Tempaan seperti inilah yang dibutuhkan oleh para du’at sebagai perbekalan dalam mengarungi jalan da’wah yang panjang dan berat.
I. Fadhilah/Keutamaan Qiyamullail
Banyaknya ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang membicarakan tentang qiyamullail menunjukkan bahwa qiyamullail memiliki keutamaan yang agung sehingga memotivasi kita untuk melaksanaknnya. Beberapa keutamaan qiyamullail diantaranya :
1. Shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : telah bersabda Rasulullah saw,
“Seutama-utama puasa setelah ramadhan ialah (puasa) di bulan Allah, Muharram, dan seutama-utama shalat setelah shalat wajib ialah shalat malam” (HR. Muslim, Abu Dawud, An Nasaa’i dan Ibnu Khuzaimah).
2. Mempertajam kepekaan hati
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (QS. Al Muzzammil : 6)
3. Salah satu karakter pokok seorang mu’min
Sesungguhnya orang yang beriman kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.(QS. As Sajdah : 15-16)
Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka. (QS. Al Furqan : 63-64)
Dari Sahal bin Sa’ad ra, ia berkata : Jibril datang kepada Nabi saw seraya berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu maka sesungguhnya kamu pasti mati, dan berbuatlah sesukamu maka sesungguhnya kamu pasti dibalas, dan cintailah orang yang kamu suka maka sesungguhnya kamu pasti meninggalkannya. Dan ketahuilah bahwa kehormatan orang mu’min adalah qiyamullail dan kemuliaannya ialah ketidakbergantungnnya kepada manusia. (HR. Ath Thabrani, Sanadnya Hasan)
4. Padanya terdapat saat yang mustajab untuk berdo’a
Dari Jabir ra, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu (saat) yang tidaklah seorang muslim meminta (kepada) Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah swt memberinya, dan yang demikian itu adalah setiap malam. (HR. Muslim)
Abu Hurairah ra.berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda :
Rabb kita Azza Wa Jalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir, lalu Allah swt berfirman, Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepada-Ku pasti Aku beri dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni. (HR. Muslim)
5. Mengangkat derajat seorang mu’min
Dan pada sebahagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al Isra : 79)
6. Allah swt akan memasukkan orang yang senantiasa qiyamullail ke dalam syurga-Nya
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, bahkan dahulu mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (QS. Adz Dzaariyaat : 15-18)
Dari Abdullah bin Sallam ra, ia berkata : Ketika pertama kali Rasulullah saw datang ke Madinah, orang-orang bersegera menyongsongnya, maka aku termasuk diantara orang yang menyongsongnya. Ketika aku amati wajahnya dan aku memperjelasnya, maka aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pendusta. Ia (Abdullah bin Sallam) berkata : Hal yang pertama kali aku dengar dari sabdanya bahwa beliau saw bersabda, “Wahai manusia sebarkanlah salam, berilah makan, sambung shilaturahim dan shalatlah di waktu malam saat manusia tidur, niscaya kalian akan masuk syurga dengan selamat. (HR. Tirmidzi, Ibnu majah, dan Al Hakim)
Dari Abdullah bin Amr ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Di dalam syurga terdapat sebuah kamar yang luarnya dapat dilihat dari dalamnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya”. Lalu Abu Malik Al Asy’ari bertanya, “untuk siapa kamar itu Ya Rasulullah?”. Rasulullah saw menjawab : “Bagi orang yang membaguskan pembicaraan (maksudnya pembicaraan bermanfaat dan memberi kebaikan), memberi makan dan melalui malam dengan berdiri (shalat malam) pada saat orang tidur. (HR. At Thabrani, dan Al Hakim)
7. Kebiasaan para shalihin, sarana taqorrub ilallah, penghapus keburukan dan pencegah dosa.
Dari Abu Umamah Al Bahili ra. dari Rasulullah saw, beliau bersabda : “Lakukanlah qiyamullail karena sesungguhnya ia adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, pendekatan kepada Rabb kalian, penghapus berbagai keburukan dan pencegah dosa” (HR. At Tirmdzi, Ibnu Abid Dunya, Ibnu Khuzaimah, Al Hakim). Hadist Hasan menurut Syaikh Nashiruddin Al Albani
8. Dijauhkan dari kemalasan dan menjadikan jiwa menjadi baik
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : Syetan mengikat 3 buhul di bagian belakang kepala salah seorang di antara kalian (apabila ia tidur), seraya memukul pada tiap buhul; “malam panjang bagimu, tidurlah”. Jika ia bangun kemudian berdzikir kepada Allah swt maka lepaslah satu buhul. Jika ia berwudhu maka lepaslah satu buhul lagi. Dan jika ia shalat maka lepaslah semua buhulnya sehingga pada pagi harinya menjadi gesit dan baik jiwanya. Dan jika tidak (melaksanakan hal tersebut) maka pada pagi harinya ia menjadi buruk jiwanya dan malas (HR. Malik, Bukhari, Muslim, Abu dawud, An Nasaa’i, dan Ibnu Majah)
9. Ciri hamba yang bersyukur
Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah saw bangun shalat malam hingga kedua kakinya bengkak, lalu aku bertanya kepada beliau : “Mengapa engkau lakukan hal ini padahal dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni “?. Nabi saw menjawab : “Tidakkah aku (pantas) menjadi hamba yang banyak bersyukur?”. (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Dirahmati Allah swt
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw, “Allah swt merahmati seorang lelaki yang bangun malam kemudian shalat dan membangunkan istrinya. Jika (istrinya) enggan maka ia memercikan air di wajahnya. Dan Allah swt merahmati seorang wanita yang bangun malam kemudian shalat dan membangunkan suaminya. Jika (suaminya) enggan maka ia memercikkan air di wajahnya”. (HR. Abu Dawud, An Nasaa’i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim). Menurut Syaikh Nashiruddin Al Albani Hadits ini Hasan)
11. Digolongkan sebagai ahli dzikir
Dari Abu Hurairah ra dan Abu Sa’id ra, keduanya berkata, telah bersabda Rasulullah saw : Apabila seorang lelaki membangunkan istrinya di malam hari kemudian keduanya shalat (atau ia shalat) dua rakaat berjama’ah, maka keduanya ditulis di kalangan orang-orang lelaki dan wanita yang berdzikir”. (HR. Abu Dawud, An Nasaa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
12. Diumpamakan shodaqoh secara rahasia
Dari Abdullah ra, ia berkata : Telah bersabda Rasullah saw, “Keutamaan shalat malam atas shalat siang seperti keutamaan shadaqah secara rahasia atas shadaqah secara terang-terangan (HR. Ath Thabrani dengan Sanad Hasan)
13. Dibanggakan oleh Allah Azza Wa Jalla
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi saw, beliau bersabda : “Rabb kita kagum kepada dua orang – salah satunya – orang yang bangkit dari hamparan dan kemulnya di antara keluarga dan kekasihnya (menuju) kepada shalatnya, maka Allah Azza Wa Jalla berfirman (kepada para malaikat-Nya) : “Lihatlah hamba-Ku, ia bangkit dari kasur dan gelarannya diantara kekasih dan keluarganya (menuju) kepada shalatnya karena mengharapkan apa yang ada di sisi-Ku dan takut dari apa yang ada di sisi-Ku” (HR. Ahmad, Abu Ya’la, Ath Thabrani dan Ibnu Hibban)
Memahami betapa besar fadhail qiyamullail, maka sangat wajarlah kalau seorang mu’min senantiasa menegakkannya dan sangat tidak layak jika seorang mu’min apalagi para da’i mengabaikan qiyamullail ini, walau dengan alasan apapun. Apalagi qudwah kita, Rasullah saw tidak pernah meninggalkan qiyamullail selama hidupnya.
Dari Abdullah bin Abi Qais ra, ia berkata, Aisyah ra berkata : “Jangan engkau tinggalkan qiyamullail karena Rasulullah saw tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau sedang malas maka beliau melakukan qiyamullail sambil duduk”. (HR. Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah).
Betapa sungguh malu kita saat kelak dihisab Allah swt, bahwa kita yang mengaku “AR RASUL QUDWATUNA” tetapi menegakkan “satu sunnahnya saja” kita masih sering lalai. Baik alasannya sibuk (apakah kita lebih sibuk dibanding Rasul saw dan para shahabatnya?), ataupun kecapean (Bukankah Rasul saw dan para shahabatnya jauh lebih capek dibanding kita?). Semoga Allah swt mengampuni kita semua.
copy and pasted from here